Senin, 04 Juni 2012

Peran Pemuda



Tolok Ukur Sebuah Bangsa
Selalu terasa dalam benak setiap manusia diantara kita, ketika berhadapan  dengan para pemuda-pemuda baik dalam ruang tertutup (Seminar, Diskusi dan lainnya) ataupun ruang terbuka (Orasi, Demontrasi dan gerakan lainnya). Semua tentu membuat kita melihat mereka, seperti melihat Negeri ini yang sebenarnya. Gerakan para pemuda, pada dasarnya dilator belakangi oleh keinginan dan harapan yang amat besar untuk sebuah perubahan meskipun tidak sedikit pula pemuda terbentur dengan masalah-masalah baik dagi segi intra maupu extra.
Keadaan pemuda di suatu bangsa amatlah mewakili keadaan sebuaha negeri. Bila pemuda di sebuah negeri itu hancur akhlaknya maka hancur pula sebuah negeri tersebut dan begitu juga sebaliknya. Islam sebagai agama samawi pun, amat mengangumkan pemuda bahkan muncul sebuah statement “Allah lebih senang Pemuda yang rajin beribadah daripada orang yang telah tua rajin ibadah”. Hal tersebut telah menjadi salah satu persepektif bahwa Pemuda adalah tolok ukur sebuah bangsa.
Indonesia sebagai sebuah Negara Republik yang merdeka pada 17 agustus 1945, tidaklah lepas dari peran pemuda Indonesia didalamnya baik dari nilai maupun lainnya. Keterlibatan pemuda yang amat besarlah yang melancarkan semangat dalam proklamir kemerdekaan Indonesia, sehingga dalam negeri ini hanya ada hari Sumpah Pemuda tidak ada hari Sumpah orang tua dan hal tersebut secara pestasi, Para pemuda amalah berjasa dalam membangun negeri ini.
Gerakan pemuda yang setiap saat muncul dengan semangat berjuang, kini realitas tampak mulai pudar dari nilai-nilai intelektual. Secara realitas juga dapat di nilai bahwa negeri ini mulai mengalami masa-masa renggang dari norma. Kini gerakan para pemuda cendrung ditumpangi oleh kepentingan oknum-oknum baik oknum partai maupun lainnya. KNPI sebagai Komite Pemuda Nasional Pemuda Indonesia mengalami suatu kejadian yang tidak di inginkan.
Tampaknya negeri luar betepuk tangan ketika melihat pemuda Indonesia kini yang idak lagi mengindahkan norma dan nilai-nilai kebangsaan dan kepemudaan dalam menjadikan Negeri ini menjadi lebih baik. Banyak OKP (Organisasi Ke-Pemudaan) satu sama lain saling berbenturan baik yang neralasan mengedepankan ideology maupun masa. Bagi sebagaian Kader IMM menganggap HMI sebagai lawan, IMM dianggap saingan oleh PMII dan sebaliknya. Jarang disadari oleh banyak kader pemuda hari ini bahwa perbedaan adalh intuk di satukan dalam membangun Indonesia yang bermathabat.
Longgarnya pendidikan dasar tentang peran para pemuda cendrung dianggap perlawanan atau separatism oleh pemerintah. Pemerintah sepantasnya membina kaum pemuda dalam hal pendidikan yang ditanamkan sejak dini di tingkat dasar. Lapangan untuk berorientasi ideal juga menjadi hal yang tidak lepas dari sebuah kinerja pemerintah. Membangun sebuah Negera yang bermarthabat tidaklah mudah, namun lebih tidak mudah kita hidup dalam lingkran pemuda yang tidak bermarthabat.
Kini, sumpah pemuda tidak lagi menjadi darah dalam raga para pemuda, pancasila kian lama pudar ditelan system, UU hanya di jadikan tempat dan ruang memainkan/mengedepankan kepentingan. Pemuda Indonesia yang kini telah menjadi Alumnus Sarjana juga tetep tidak mendapatkan penghargaan yang layak. Criminal akan menjadi jalan baru jika pemerintah tidak mengambil andil dalam pembinaan pemuda Indonesia. KNPI jangan lagi diberi ruang untuk berpecah belah, legalitas setia Organisasi hendaknya menjai aturan yang ketat, ruang gerak para pemuda teruslah menjadi perhatian pemerintah. Tetaplah negeri ini, Indonesia maju bersama barisan Pemuda sebagai tiang bangsa kokoh dan Berjaya.


Oleh”
Alumni SMK N 4 Lhokseumawe
Nama: Ichsan S.Sn
Alamat Payakumbuh
Staf Pengajar - SMP IT Insan Cendikia Boarding School
Mantan Ketua Umum HMI Padangpanjang 2009-2010
Mantan Pengurus PB HMI 2010-2012
Contac: 085260024977


by: Rahmat